Rabu, 23 Oktober 2013

BATU PUN MENANGIS UNTUK MENJADI PENGHUNI SURGA




(Di kutip dari kitab Uqudul Lijain)



Pada suatu hari Rasulullah SAW mengunjungi putri kesayangannya yang bernama Fatimah untuk suatu keperluan. Namun apa yang bterjadi, sesampainya di rumah Fatimah ra Rasulullah SAW terkejut karena mendapati putrinya tersebut menangis di samping penggilingan gandum yang terbuat dari batu.
"Wahai Fatimah, apa yang menyebabkan engkau meangis? Semoga bukan ayahmu yang membuat engkau menangis," ujar Rasulullah SAW.
"Ya Rasulullah, penggilingan ini dan urusa-urusan rumah tanggalah yang menyebabkan aku menangis," jawab Fatimah yang berurai air mata.
Siti Fatimah ra mengaku bahwa tangisnya pecah karena beratnya pekerjaan rumah tangga yang dijalaninya dan merasa sangat capek menggiling gandum untuk dijadikan tepung. Hampir seharian Fatimah menggiling sehingga jari-jarinya terasa sakit.

Setelah Fatimah mengadukan permasalahannya, segera saja Rasulullah SAW mendatangi gilingan gandum yang terbuat dari batu. Sambil mengucap Basmalah, Rasulullah SAW kemudian memasukkan jarinya ke tumpukan biji gandum yang masih tersisa di dalam penggilingan.
Dengan izin Allah SWT, gilingan manual tersebut tiba-tiba saja berfungsi sendiri secara otomatis dan  menghaluskan gandum menjadi tepung.

Setelah semua pekerjaan selesai, tiba-tiba saja Rasulullah SAW diberi mukjizat lagi oleh Allah SWT. Terdengar sayup-sayup, batu penggilingan itu yang merasa lelah dan mengeluh. Penggilingan merasa takut dengan Firman Allah SWT dalam Surat At-Tahriim ayat 6.

Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."(QS. At-Tahriim [66]: 6).

Sebagai Pondasi Istana Fatimah di Surga
Begitu mendengar keluhan batu penggilingan itu, Rasulullah SAW tersenyum.
"Wahai Rasulullah, kenapa engkau tersenyum?" tanya Fatimah ra."Aku tersenyum karena batu ini telah mengatakan kepadaku tentang sesuatu hal," jawab Rasulullah SAW.
"Apa yang diucapkan batu itu ya Rasulllah?" tanya Fatimah ra.
"Batu penggilingan itu takut dan tidak mau dijadikan bahan bakar api neraka," jawab Rasulullah SAW.

Kemudian Rasulullah SAW membalas ucapan batu penggilingan itu.
"Hai batu, bergembiralah dan bersenanglah karena engkau akan menjadi batu yang akan dipakai untuk membangun istana Fatimah nanti di surga."

Begitu bahagianya batu penggilingan gandum itu, dimana pada saat teman-temannya dijadikan Allah SWT sebagai bahan bakar api neraka, hanya dia yang mendapatkan kemulian itu.
Rasulullah SAW kemudian mendekati anaknya yang mulai berhenti menangis.

Subhanallah...
Ternyata ada batu yang bisa bicara lagi surga.
Pelajaran Yang dapat Kita Ambil...
Bahwa manusia adalah mahluk yang paling mulya, apakah bisa menangis ?.....Mencintai Rosul SAW....
Dengan landasan al-quran...! “batu saja bisa menangis dan masuk surga”

Rabu, 02 Oktober 2013

budaya menangis



TRADISI MENANGIS

Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?
Yang membuat kamu tertawa dan tidak membuat kamu menangis
.::QS An Najm 59-60::.

Kita ingin menghidupkan kembali tradisi menangis.
Saya akan bacakan beberapa hadits Nabi Muhammad SAW tentang keutamaan menangis.
Dalam bahasa Arab, menangis disebut buka' dan tangisan atau tetesan air mata ketika menangis disebut 'abarat.
Dalam hadits-hadits Nabi, kita akan temukan bahwa Nabi menganjurkan kita untuk memperbanyak tangisan dan mengurangi tertawa.

Hadits-hadits berikut tentang keutamaan menangis ini dapat kita baca di Kitab "Kanzul 'Umal".
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh beberapa orang sahabat diceritakan bahwa suatu hari Rasulullah SAW membaca bagian akhir surat az Zumar,
"Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahanam berombong-rombongan"
.::QS Az Zumar 71::.

Orang-orang Anshar yang mendengarnya menangis.
Semua terisak-isak kecuali seorang pemuda di antara mereka.
Pemuda itu berkata, "Ya Rasulullah, tidak menangis dari air mataku satu tetes pun. Namun sebetulnya hati saya menangis.
Saya ingin menangis tapi tidak keluar tetesan airmata."
Lalu Rasulullah SAW bersabda,
"Jika orang tak bisa meneteskan air mata tapi hainya berduka cita, maka bagi dia surga".

Diriwayatkan oleh Ibn Jabir dari Abu Dzar al Ghifari;
Rasulullah bersabda,
"Akan aku bacakan kepada kalian surat At Takàtsur.
Siapa yang menangis mendengar surat At Takàtsur, baginya surga.
Siapa juga yang merasakan kesedihan dalam hatinya, walaupun air matanya tidak keluar, baginya surga."
Dalam surat At Takàtsur Allah memberikan peringatan kepada kita,
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu
Sampai kamu masuk ke dalam kubur"
.:QS At Takatsur 1-2:.

Masih dalam hadits dari Abu Dzar al Ghifari;
Rasulullah SAW bersabda,
"Kalau salah seorang diantara kamu sanggup menangis, jangan tahan tangisan itu.
Kalau tidak mampu menangis, rasakan didalam hatimu seluruh penderitaan itu.
Berusahalah untuk menangis.
Karena hati yang keras, dijauhkan dari Allah SWT."
Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk membiasakan menangis, untuk mengisi saat-saat keberagamaan kita dengan tangisan.

Suatu ketika, setelah Rasulullah SAW wafat, Siti A'isyah ditanya orang,
"Bagaimana perilaku Rasulullah SAW?"
Siti A'isyah menarik nafas panjang. Lama beliau tidak berkata-kata dan air matanya menetes.
A'isyah berkata pendek,
"Kana kullu 'amrihi 'ajaba.
Semua tingkah laku Nabi itu indah."
Orang yang bertanya tidak puas dan mendesak Siti A'isyah untuk memberitakan satu kejadian yang paling menakjubkan yang pernah A'isyah lihat.
Kemudian A'isyah bercerita:
Tengah malam, ketika aku sudah tertidur, Nabi terbangun.
Padahal kulitnya sudah bersentuhan dengan kulitku.
Nabi berkata,
"A'isyah, izinkan aku menyembah Rabb ku"
Kemudian aku menjawab,
"Aku senang engkau dekat denganku tapi aku juga senang engkau beribadah kepada Rabb ku".
Setelah itu, Rasulullah memgambil "gharibah" air untuk berwudhu lalu beliau berdiri.
Tidak lama sesudah beliau takbir, aku dengar beliau terisak-isak.
Dadanya berguncang dan terdengar suara bergemuruh seperti air yang mendidih.
Rasulullah terus menerus menangis sampai basah janggutnya dengan air mata.
Ketika azan shubuh dikumandangkan, Bilal memberitahu Nabi bahwa telah masuk waktu shubuh.
Saat itu Bilal masih melihat bekas-bekas tangisan Rasulullah SAW.
Bilal bertanya,
"Ya Rasulullah, mengapa engkau menangis padahal Allah telah mengampuni
dosa-dosamu yang lalu dan dosa-dosamu kemudian."
Lalu Rasulullah menjawab,
"Bukankah aku belum menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah SWT?"

Ketika kita mengenang kehidupan Rasulullah beserta keluarganya, umumnya yang kita kenang adalah peristiwa-peristiwa indah.
Padahal kehidupan Rasulullah sejak kecil sampai beliau berjuang untuk Islam merupakan rangkaian musibah demi musibah, derita demi derita.

Rasulullah memberikan contoh kepada kita kemampuan yang kini hilang dari masyarakat modern, yaitu kemampuan empathy atau empatik. Empathy adalah kemampuan kita untuk merasakan penderitaan orang lain.

Rasulullah adalah manusia yang paling empatik, paling mudah menangis melihat penderitaan orang lain. Suatu hari seorang sahabat memberitahukan Rasulullah bahwa ada seorang sahabat lain yang anaknya sedang menghadapi "sakaratul maut".
Rasulullah datang dan memangku anak itu.
Dalam pangkuannya, anak itu bergetar menggigil karena demam yang parah.
Rasulullah meneteskan air matanya.
Seorang sahabat menegur Rasulullah.
Ia tidak mengerti mengapa Rasulullah menangis padahal anak itu anak orang lain.
Rasulullah menangis karena ia merasakan penderitaan anak itu.

Ketika Ibrahim, putra Rasulullah satu-satunya yang paling beliau cintai dan kasihi, meninggal dunia. Rasulullah menangis.
Seorang sahabat bertanya,
"Ya Rasulullah, mengapa engkau menangis?"
Sahabat ini berpendapat menangisi jenazah adalah perbuatan tercela karena akan menyusahkan jenazah itu.
Rasulullah menjawab,
"Inilah tangisan kasih sayang."
Jika kita terjemahkan ke dalam bahasa modern.
Rasulullah berkata,
"Inilah tangisan empatik."
Tangisan yang muncul karena kemampuan merasakan penderitaan.
Dari situlah lahir kasih sayang...


ROSULULLAH SAW SEORANG YG SUKA MENANGIS

Menangis merupakan sikap yang utama manakala yang bersangkutan melihat kelalaian pada dirinya atau merasa takut akan kesudahannya yang buruk.
Menangis merupakan perbuatan yang terpuji manakala hamba yang bersangkutan ingat kepada Rabb nya dan takut akan dosa-dosa yang telah dilakukannya.
Menangis merupakan bukti yang menunjukkan ketaqwaan hati, ketinggian jiwa, kesucian sanubari dan kelembutan perasaan.
Allah memuji rasul-rasul-Nya yang suka menangis sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:
Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.
.::QS Maryam 58::.

Allah SWT menggambarkan sifat kekasih-kekasih-Nya yang shalih melalui firman-Nya yang menyebutkan:
Dan mereka menyungkurkan muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.
.::QS Al Israa' 109::.

Sebaliknya, Allah mencela musuh-musuh-Nya karena mereka berhati keras dan kasar melalui firman berikut:
Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini;
dan kamu menertawakan dan tidak menangis.
.::QS An Najm 59-60::.

Allah memuji kaum lainnya melalui firman berikut:
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur'an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri).
.::QS Al Mà'idah 83::.

Rasulullah SAW adalah penghulu orang-orang yang khusyu' kepada Rabb nya dan pemimpin orang-orang yang takut kepada Raja pada hari Pembalasan. Rasulullah SAW adalah penutup para rasul.
Sesungguhnya beliau adalah orang yang selalu basah kelopak matanya, cepat lagi pemurah air matanya, lembut hatinya, sangat peka perasaannya dan sangat penyayang.
Air matanya keluar dengan tulus dan suci serta suara isakannya terdengar penuh dengan rasa khusyu' dan taat.

Tangisannya meninggalkan bekas pendidikan yang mendalam dihati para sahabatnya yang menggugah mereka untuk mengikuti jejaknya dengan baik, lebih dari pengaruh yang ditinggalkan oleh khutbah yang fasih dan nasehat manapun yang menyentuh.
Rasulullah SAW menangis saat membaca Al Qur'an.
Sesungguhnya pernah pada suatu malam dalam qiyamnya beliau membaca firman berikut berulang-ulang dengan air mata yang bercucuran:
Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesunguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau; dan jika Engkau mengampuni mereka, serungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
.::QS Al Mà'idah 118::.

Dan sebagian besar malam harinya dipenuhi oleh tangisannya.
Beliau menangis saat mendengarkan bacaan Al Qur'an.
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda kepada sahabat 'Abdullah bin Mas'ud ra:
"Bacakanlah Al Qur'an untukku!"
Ibnu Mas'ud menjawab:
"Bagaimana aku akan membacakan Al Qur'an untukmu, padahal Al Qur'an diturunkan kepadamu?"
Rasulullah SAW menjawab:
"Bacalah Al Qur'an, karena sesungguhnya aku suka mendengarkannya dari selainku"
Ibnu Mas'ud ra pun membaca permulaan surat An Nisaa' sampai pada firman-Nya:
Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)?
.::QS An Nisaa' 41::.

Maka Rasulullah SAW bersabda:
"Cukuplah bacaanmu sampai disini!"
Ketika kulihat, ternyata kedua mata beliau mencucurkan air matanya.
.::Hadits diketengahkan oleh Bukhari 4582, 5055, dan Muslim 800 melalui 'Abdullah bin Mas'ud ra::.
Rasulullah SAW selalu khusyu' saat mendengarkan Al Qur'an.
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa pada suatu malam beliau mendengarkan bacaan Al Qur'an yang dilakukan oleh Abu Musa Al Asy'ari, kemudian pada pagi harinya beliau bersabda kepadanya:
"Seandainya engkau melihatku tadi malam saat mendengarkan bacaan Al Qur'anmu (tentulah engkau kagum);
sesungguhnya engkau telah dianugerahi suara bulu perindu seperti suara Dawud."
.::Hadits diketengahkan oleh Bukhari 5048 dan Muslim 793 melalui Abu Musa::.
Abu Musa pun berkata:
"Seandainya aku mengetahui bahwa engkau mendengarkan bacaanku, tentulah aku akan lebih memperindah lagi suaraku untukmu"
yakni niscaya aku akan membaguskan dan memerdukan suaraku lebih dari itu.
.::Tambahan ini diketengahkan oleh Al Baihqi dalam "Sunanul Kubra" 4484, 208421 dan "Syu'abul Iman" 2604::.
'Abdullah bin Syikhkhir ra telah meriwayatkan dalam sebuah hadits shahih:
"Aku masuk menemui Rasulullah SAW yang saat itu sedang shalat, sedang dari dalam dadanya terdengar suara gemuruh seperti gemuruh panci saat mendidih karena suara tangisannya."
Rasulullah SAW menghadiri pemakaman jenazah putrinya, Zainab dan beliau duduk di pinggir kuburan, sedang kedua matanya mengeluarkan air mata karena ngeri melihat pemandangan yang disaksikannya, teringat akan kesudahan yang akan dialami oleh setiap orang dan memikirkan kesudahan yang bakal dialami oleh semuanya.
Para sahabat menyaksikan pemandangan yang berkesan lagi penuh pelajaran ini dari Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW memberitakan keutamaan menangis karena takut kepada Allah.
Untuk itu, beliau menceritakan perihal tujuh macam orang yang berada dalam naungan Allah pada hari tiada naungan, kecuali hanya naungan-Nya;
antara lain Beliau SAW menyebutkan:
"Dan seorang yang mengingat Allah dalam kesendiriannya, lalu bercucuranlah air matanya"
.::Hadits diketengahkan oleh Bukhari 660, 1423, 6806 dan Muslim 1031 melalui Abi Hurairah ra::.
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Beliau SAW pernah bersabda:
"Ada dua macam mata yang sama sekali tidak akan disentuh oleh api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang semalaman berjaga-jaga dijalan Allah"
.::Hadits diketengahkan oleh Tirmidzi 1639 dan Al Baihaqi dalam "Syu'abul Iman" 796 melalui Ibnu 'Abbas ra::.
Tangisan yang dianjurkan oleh syari'at adalah tangisan karena takut kepada Allah, teringat akan hari menghadap dan berdiri di hadapan-Nya, dan memikirkan ayat-ayat syari'at-Nya dan yang terdapat pada semesta alam.
Tangisan merupakan pertanda kesetiaan dan termasuk amalan para wali yang utama, terlebih lagi bila karena menyesali kedurhakaan yang telah dilakukan, saat melalaikan suatu ketaatan, takut karena azab, kasih sayang karena musibah, kelembutan saat mendengarkan nasehat dan karena takut saat bertafakkur.
Akan tetapi, menangis karena dunia bukan hal yang terpuji, karena dunia terlalu kecil dan terlalu murah untuk ditangisi dan lagi dunia bukan suatu hal yang patut untuk ditangisi.
Tangisan Rasulullah adalah tangisan paling mulia dan paling utama, karena menunjukkan keyakinan akan kebesaran Allah dan rasa takut yang sangat akan keagungan-Nya serta membuktikan kebenaran ma'rifatnya dan pengetahuannya yang baik tentang segala kesudahan.
Semua amal perbuatan Rasulullah berada di atas kedudukan yang tertinggi di antara semua amal perbuatan dan keadaan yang paling puncak dari semuanya.
Rasulullah SAW bukanlah orang yang suka mengeluh lagi tergesa-gesa, yang mudah menyesal karena terlewatkan dari bagian duniawi, dan putus asa karena kehilangan mata pencaharian yang rendah. Beliau bukan pula seorang yang angkuh, sombong lagi keras hati yang tidak dapat terpengaruh oleh adegan-adegan yang menyentuh hati dan tidak tergerak oleh keadaan-keadaan yang kritis. Bahkan tangisan beliau, penyesalan dan kekecewaannya hanyalah karena ingin meraih ridha Rabb nya semata. Dan adalah senyum, tawa dan kegembiraannya hanyalah karena berada dalam ketaatan kepada Khaliqnya.

Pada garis besarnya, setiap pekerti diantara pekerti yang mulia dan setiap sifat diantara sifat yang utama, diri beliau merupakan teladan yang tertinggi dan contoh yang terbaik:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu.
.::QS Al Ahzaab 21::.

Sesungguhnya para sahabatnya sering melihatnya diatas mimbar, sedang air matanya mengucur deras; isakannya terdengar keras dan dari dadanya terdengar suara gemuruh karena tangisannya. Pada saat itu juga seluruh mesjid dipenuhi dengan tangisan dan air mata.
Masing-masing orang yang ada didalamnya menundukkan kepalanya membiarkan ungkapan diwakili oleh matanya masing-masing di hadapan pemandangan yang tak dapat dihapus oleh masa dan tidak akan terlupakan oleh zaman.

Ya Allah, seperti inilah Muhammad Rasulullah SAW menangis dihadapan manusia;
seperti inilah mengucur air matanya dan kelopak matanya basah oleh airmatanya, padahal beliau adalah orang yang paling mengenal Allah, paling mengetahui wahyu dan paling mengetahui kesudahan yang bakal dialami.
Tangisan Beliau SAW muncul dari dalam kalbu yang dipenuhi dengan rasa takut kepada Allah dan dari dalam jiwa yang dipenuhi oleh kecintaan kepada Allah, sehingga air matanya seakan-akan hampir berbicara sendiri kepada manusia dan hampir saja tangisannya jauh lebih berkesan dan lebih menyentuh ketimbang nasehat yang dilakukan oleh siapapun dan lebih fasih ketimbang semua kalimat yang diungkapkan oleh siapapun.
Sesungguhnya engkau lebih sayang daripada air mataku kepada penglihatanju maka sejak hari ini semua yang disayangi sesudahmu adalah hal yang tiada artinya lagi.

Keutamaan menangis
Menangis adalah keluarnya air dari pelupuk mata, yang diakibatkan oleh keadaan hati umumnya ketika orang yang menangis tersebut mendapati keadaan seperti sedih, kesal, tertekan, gembira, atau keadaan lainnya yang membuat kondisinya labil. Dan salah satu hal yang membuat menangis adalah ketika kita teringat akan kealfaan, kesalahan, dosa-dosa dan maksiat kepada Allah swt.Rasulullah pernah bersabda, "Semua mata akan menangis pada hari kiamat kecuali tiga hal. Pertama, mata yang menangis karena takut kepada Allah Swt. Kedua, mata yang dipalingkan dari apa-apa yang diharamkan Allah. Ketiga, mata yang tidaktidur karena mempertahankan agama Allah."Diriwayatkan dalam salah satu hadits “Barangsiapa menangis karena takut kepada Allah, dia tidak akan masuk neraka jahanam sebagaimana air susu tidak mungkin masuk kembali kepada puting susunya”.Dalam hadits lainnya “Barang siapa menangis karena takut kepada Allah sehingga berlinang air matanya dan air matanya membasahi tanah maka dia tidak akan di adzab pada hari kiamat”.Itulah keutamaan menangis yang mana dapat membuat seorang hamba tidak cengeng di kiamat nanti dimana yang lainnya menangis massal, menyelamatkan seorang hamba dari Siksa Neraka jahanam dan tidak akan di adzab.Disebutkan dalam salah satu hadits dari Abu Hurairah, rasul bersabda diantara 7 golongan manusia yang dilindungi Allah pada hari dimana tidak ada perlindungan kecuali perlindungan Alloh salah satunya adalah Lelaki yang mengingat Allahdalam keadaan bersunyi diri sehingga berlinang air matanya (H.R Bukhari dan Muslim)Berlinang air mata maksudnya, mungkin dikarenakan teringat kepada perbuatan Maksiat atau dosa-dosa yang pernah dilakukannya, atau karena terlalu gembira dan terharu, sehingga air matanya berlinang membasahi pipi tanpa disadarinya. Tapi kenapa mata ini tidak mudah mengeluarkan air mata?Memang keadaan manusia berbeda-beda dan fitrah sebagai lelaki itu kuat dan tegar, umumnya dapat mengtasi keadaan sesedih atau se-down apapun, tetapi kalau wanita umumnya seeh lebih mudah. Atau bisa jadi karena hati ini masih berkarat ditutupi oleh dosa dan belum tersentuh oleh taubah.Nah cara untuk menghilangkan dosa yang berkarat itu sendiri bagaimana?mudah sekali teman, yaitu dengan DZIKIR atau mengingat Alloh.Dzikir membersihkan hati dari karat seperti yang disebutkan dalam
salah satu hadits “bahwa segala sesuatu akan berkarat dan kotor, sedang karat hati adalah kelalaian dan nafsu yang tidak dapat dibersihkan kecuali dengan berdzikir”. Dalam hadits lainnya
dikatakan dzikir dapat menghapus dosa dan maksiat.Bacaan dzikir itu sangatlah mudah lho, bisa dipraktekan dimana saja saran saya awali dengan “ISTIGFAR” dan ingat-ingat akan kesalahan kita (mungkin pada awalnya belum ada pengaruh.. ga sampai menangis)… lalu sesudah habis INBOX dosakita kita baca “HAMDALAH” dan syukuri kenikmatan yang telah Allah berikan kepada kita walaupun kita terus-terusan bermasiat kepadanya, dan ditutup dengan doa. Katanya Dzikir mampu menghapus dosa dan maksiat, jika kita melakukannya apakah dosa kita akan diampuni oleh Allah?Supaya mudah kita pakai perumpamaan,Kalo seseorang mempunyai Motor atau Mobil terbaru hasil dari tabungan sendiri, yang dirawat sebaik mungkin, lalu tiba-tiba Motor atau Mobil itu hilang. Bukankah orang tersebut menjadi sedih tuh? (Sampai datangin dukun dan paranormal segala) tapi,
Bagaimana kalau tiba-tiba yang hilang itu ketemu dan masih lengkap dan tak ada cacat. Bukankah jadi bahagia?"Ketahuilah," kata Rasul, "Allah akan lebih senang lagi melihat hamba-Nya yang berlumuran dosa berjalan kembali menuju-Nya!"Seperti Mobil atau Motor kesayangan yang hilang dan mungkin telah tenggelam di dasar samudera, mengapa kita tak berjalan kembali menuju Allah dan menangis di "kaki kebesaran-Nya" mengakui kesalahan kita dan memohon ampunNya...Umar bin Khattab pernah mengubur anaknya hidup-hidup, dia bertobat dan Allah memaafkannya. Apakah kesalahan Kita sudah lebih besar dari perilaku Umar itu sampai Allah swt tak berkenan memaafkan kamu?Sudah agak jelas khan, apapun kesalahan yang pernah kita lakukan ingatlah Allah akan mengampuninya.“Ya Allah, engkaulah tuhanku, tiada tuhan melainkan Engkau, engkau telah menciptakan aku, dan aku adalah HambaMu, dan aku berlindung kepada Engkau dari keburukan yang telah aku perbuat, dan aku akan kembali kepada Engkau dengan nikmat yang telah
Engkau berikan kepadaku, dan aku akan kembali dengan membawa dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa-dosaselain Engkau, Wahai Tuhan Yang Kasih Sayang-Nya lebih besar dari murka-Nya,Ampuni kami Ya Allah!”

Rasulullah S.A.W telah bersabda, "Bahwa tidak akan masuk neraka orang menangis karena takut kepada Allah sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya."
Dalam sebuah kitab Daqa'iqul Akhbar menerangkan bahwa akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat nanti, dan sangat beratlah timbangan kejahatannya, dan telah diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka. Maka salah satu daripada rambut-rambut matanya berkata, "Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad S.A.W telah bersabda, siapa yang menangis karena takut kepada Allah S.W.T, maka Allah mengharamkan matanya itu ke neraka dan sesungguhnya aku menangis karena amat takut kepada-Mu."
Akhirnya Allah S.W.T mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka dengan berkat sehelai rambut yang pernah menangis karena takut kepada Allah S.W.T. Malaikat Jibril A.S mengumumkan, "telah selamat Fulan bin Fulan sebab sehelai rambut."
Dalam sebuah kitab lain, Bidayatul-Hidayah, diceritakan bahwa pada hari kiamat nanti, akan didatangkan neraka jahanam dengan mengeluarkan suaranya, suara api yang sangat menakutkan, semua umat menjadi berlutut karena kesusahan menghadapinya.
Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, "Kamu lihat (pada hari itu) setiap umat berlutut (yakni merangkak pada lututnya). Tiap-tiap umat diseru kepada buku amalannya. (Dikatakan kepadanya) Pada hari ini kamu dibalasi menurut apa-apa yang telah kau kerjakan." (Surah al-Jatsiyah ayat 28)
Pada waktu itu, akan berkata setiap orang hingga Nabi-nabi dengan ucapan, "Diriku, diriku (selamatkanlah diriku Ya Allah) kecuali hanya seorang nabi saja yang akan berkata, "Umatku, umatku." Beliau ialah junjungan besar kita Nabi Muhammad S.A.W.
Pada masa itu akan keluarlah api neraka jahim seperti gunung-gunung, umat Nabi Muhammad berusaha menghalanginya dengan berkata, "Wahai api! Demi hak orang-orang yang solat, demi hak orang-orang yang ahli sedekah, demi hak orang-orang yang khusyuk, demi hak orang-orang yang berpuasa, supaya engkau kembali."
Walaupun dikata demikian, api neraka itu tetap tidak mau kembali, lalu malaikat Jibril berkata, "Sesungguhnya api neraka itu menuju kepada umat Muhammad S.A.W"
Kemudian Jibril membawa semangkuk air dan Rasulullah meraihnya. Berkata Jibril A.S. "Wahai Rasulullah, ambillah air ini dan siramkanlah kepadanya." Lalu Baginda mengambil dan menyiramkannya pada api itu, maka padamlah api itu.
Setelah itu Rasulullah S.A.W pun bertanya kepada Jibril A.S. "Wahai Jibril, Apakah air itu?" Maka Jibril berkata, "Itulah air mata orang durhaka di kalangan umatmu yang menangis karena takut kepada Allah S.W.T. Sekarang aku diperintahkan untuk memberikannya kepadamu agar engkau menyiramkan pada api itu." Maka padamlah api itu dengan izin Allah S.W.T.
Telah bersabda Rasulullah S.A.W, " Ya Allah anugerahilah kepada kami dua buah mata yang menangis karena takut kepada-Mu, sebelum tidak ditemunya air mata."
Dari Ibnu Abbas ra. berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua mata yang tidak akan tersentuh api neraka. Mata yang menangis karena takut kepada Allah. Dan mata yang begadang berjaga dalam jihad fi sabilillah." (HR At-Tirmizy - Hasan Shahih)
Banyak hadits hadits lain yang menggambarkan tentang keutamaan menangis karena takut dan rindu kepada Alloh.,diantaranya;
Dari Anas ra ,dia berkata;Rasululloh SAW berkhutbah dengan sebuah khutbah yang belum pernah aku dengar semisalnya, beliau bersabda;Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui,niscaya kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Anas berkata; Maka para sahabat Rasululloh SAW menutupi muka mereka.Dan isak tangis merekapun terdengar.HR Bukori-Muslim.
Dari Ibnu Umar ra,dia berkata; Tatkala sakit Rasululloh semakin keras,dikabarkan kepada beliau perihal sholat,maka beliau bersabda; Suruhlah Abu Bakar agar mengimami orang-orang.Aisyah ra berkata;Sesungguhnya Abu Bakar itu adalah orang yang lembut hatinya, apabila dia membaca Al-quran pasti dikalahkan oleh isak tangis Maka beliau bersabda;Suruhlah ia agar memimpin shalat
Dari Abu Umamah Shudday Ibn Ijlan Al-Bahili ra dari nabi saw bersabda; Tidak ada sesuatu yang paling dicintai oleh Alloh selain dari dua tetes dan dua bekas,yaitu tetesan air mata karena takut kepada Alloh dan tetesan darah yang menetes sewaktu berjuang di jalan Alloh.Adapun bekas, yaitu bekas luka sewaktu berjuang dijalan Alloh dan bekas dari menjalankan salah satu kewajiban dari kewajiban-kewajiban Alloh Taala.HR Tirmidzi, dia berkata;Hadits Hasan"

kubro pengumuman