Jumat, 15 Februari 2013

GENERASI MELEK PSW



GENERASI MELEK PSW
Oleh :  Cak Rasyid / Infokom DPC PSW Cilacap

Generesi melek pejuang sholawat wahidiyah
Sholawat wahidiyah; secara bahasa sholawat kesadaran sedangkan secara istilah Rangkaian do’a/ sholawat Nabi yang mengajak seluruh umat masyarakat cepat-cepat sadar Kepada Allah SWT. Dan Rosul-Nya (Ma’rifatulloh wa Rosullihi). Sholawat Wahidiyah mempunyai faedah diantaranya Kejernihan Hati/ ketentraman batin.

Rangkaian sholawat wahidiyah diawali dengan surat Al-Fatihah, dan diberi nama Sholawat Wahidiyah. Kata Wahidiyah diambil sebagai tabarrukan (mengambil berkah) salah satu asmaul husna yang terdapat dalam sholawat yang pertama, yaitu Waahidu artinya Maha Satu. Satu tidak bisa dipisah-pisahkan lagi, mutlak satu azlan wa abadan. Satu bagi Allah tidak seperti satunya makhluk. Para ahli mengatakan, bahwa di antara khowas (hasiat) al-Waahidu, adalah menghilangkan rasa bingung, sumpek, resah/gelisah dan rasa takut. Barang siapa membacanya dengan sepenuh hati dan khudhu’, maka dia dikaruniai oleh Allah SWT tidak mempunyai rasa takut/khawatir kepada makhluk, dimana takut kepada makhluk itu adalah sumber dari segala balak/bencana di dunia dan di akhirat. Dia hanya takut kepada Allah SWT saja. Barang siapa memperbanyak dzikir al-Waahid al-Ahad atau Yaa Waahid Yaa Ahad maka Allah SWT membuka hatinya untuk sadar bertauhid, memahaesakan Allah SWT (sadar Billah).

Sekitar dua puluh tahunan yang lalu tepatnya pada tahun 1989 Bangsa atau Rakyat Indonesia menangis, bahkan dunia, kita semua tidak terasa telah di tinggal oleh Almaghfurllah Al-Habib As-Syeh KH. Abdoel Madjid Ma’roef, RA. Mualif sholawat Wahidiyah, sebagai pemimpin dunia dalam bidang ilmu Kesadaran, beliau merupakan keturunan beliau Rasul SAW. dari Sayyid Hasan putra Sayyidina Ali cucu Rosul SAW.

Sebagai umat awam rasa cinta kita tak terbatas kepadanya, tetapi  sebagai umat tidak usah kwatir, panik dan resah, bahwa dibelakang beliau masih banyak sebagai generasi yang diakuinnya dalam bidang kesadaran dan perjuangan yang telah diamanatkan serta ditanamkan sejak beliau masih sugeng (hidup), sebutlah para ‘awan-‘awannya; beliau KH. Ihsan Mahin, KH, Jazuli Yusuf, KH. Zainal Fanani, KH, Ruhan Sanusi, KH. Thowaf, KH. Ibnu Alwan, KH. Masruh IM, K. Nafi IM, K. Sholehudin JY. Imam-imam Jama’ah Serta para pengamal   dan masih banyak yang lainnya, itu semua mempunyai pesan dan wejangan untuk menjaga keaslian, kemurnian dan melestarikan Sholawat Wahidiyah baik secara tersirat atau tersurat. Tanpa terkecuali lembaga yang dibentuk oleh Beliau yaitu Lembaga Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW).

Dalam generasi yang melek, perjuangan Sholawat Wahidiyah, yang lazimnya diwadahi oleh sebua wadah yang terdaftar oleh Departemen Sosial dan Hukum skala nasional dan internasional; seperti DPP PSW, DPW PSW, DPC PSW dan DPLN PSW. Itu semua mempunyai misi dan visi yang seragam sesuai dengan amanat beliau masih sugeng (hidup), yakni. Perjuangan Fafirru Ilalloh, mengajak umat masyarakat jamial alamin supaya sadar kepada Allah dan Rosul-Nya.

Perjuangan sholawat wahidiyah mempunyai sasaran yang umum, yakni perjuangan yang tidak berafiliasi pada satu satu golongan melainkan kaffata lin-nasi.  Yaitu perjuangan tanpa pandang bulu, ras dan golongan. Karena yang diperjuangkan merupakan ajakan membaca, mengamalkan, mencintai Rosul SAW, dengan satu alat yakni mengamalkan Sholawat Wahidiyah beserta masyiyanya.

Generasi melek dapat teraplikasikan, terwujud, pengetrapan bimbingan beliau Mualif SW. sebagaimana peran para pemuda dalam aktif di lembaga-lembaga tersebut diatas dan di bawahnya seperti badan-badan kerja, antara lain badan pembinaan kanak-kanak, badan pembinaan remaja, badan pembina ibu-ibu, para tokoh-tokoh agama serta imam-imam jamaah dan lain-lain. Itu semua harus ,terwujud dan berjalan dan masih banyak sekali yang perlu diambil positifnya, sehingga generasi wahidiyah muslim sejak dini terselamatkan untuk dapat membaca kejadian alam/ dunia serta mampu mengaplikasikan khaliya dan qouliyah dalam berbagai aspek kehidupan serta memahami esensi sholawat Wahidiyah yang dikandunginya. 
Namun yang menjadi kegelisaan sekarang adalah sudahkah kita/ lembaga yang disebut diatas mampu atau bangkit dan sesuai dengan judul diatas ? Generasi yang bersholawat atau cinta Rosul SAW.? Serta mencerna, memahami makna hakikat sholawat Wahidiyah ? atau justru menciptakan generasi yang menakutkan untuk kejadian alam, sebutlah pengkultusan. ? yang tatkala semua umat tidak boleh disingkuri bahkan dinafikan. ?! namun tidak memahami isi ? bila demikian; What, Wrong, With them ?.
Secara jujur kita mengakui dan sudah merasa senang jika adik-adik, tetangga, kerabat, teman, saudara, bahkan lain agama. Cinta Rosul SAW/ mengamalkan sholawat wahidiyah dalam konteks hidup keseharian atau setiap waktu pagi sore dan malam, paling tidak terdengar suaranya lewat alat-alat modern, meskipun ia tidak paham makna dan esensi dari sholawat itu sendiri. Dengan alasan membaca Sholawat pasti terkabul/ diterimah serta mendapat rohmat, benarkah hanya seperti itu ? Penulis yakin tidak hanya sekedar itu, melainkan harus, pasti ada tujuan dari sholawat atau mencintai Rosul SAW. ? lalu dimana letak jargon bersholawat/ sholawat wahidiyah sebagai ppenuntun atau sarana pegangan hidup, jika hanya dibaca Withouth Under Standing ? dan langka apa ? a. Diam dan b. Gerak ataukah Gerak dan Diam ?

Pada dasarnya Sholawat Wahidiyah diperjuangkan oleh generasi, hanya untuk mengemban amanat dan merupakan bentuk Rohmat Allah SWT.  Sekalian untuk alam. Yakni dengan adanya Sholawat Wahidiyah  diharapkan dapat menghias isi Dunia dan kemajuan dibidang Ilmiah, khususnya dalam bidang nilai-nilai Kesadaran Kepada Allah dan Rosul-Nya. Dengan berbagai sifat idealis praktek bersholawat.

Melihat Positif universal Sholawat Wahidiyah. Sangat mungkin akan terbukanya bagi generasi/ pejuanguntuk senantiasa eksis dan bersaing dalam kehidupan yang global secara empiris dan hakiki. Demi perjuangan islam kaffah karna didalam pembinaan dan kandungan mistis atau akoid (akidah, iman) selama tidak menyimpang dari jalur Islam yang telah ditentukan oleh Islam. yakni Al-qur’an serta Al-Hadits. Dan mampu menahan atau menafikan kejadian alam yang tidak sesuai dengan norma-norma Tuhan. Religiusitas.

Bahwa isi ke-imanan dalam Sholawat begitu sangat tinggi nilainya, apakah benar para pejuang/ penyiar Sholawat Wahidiyah sudah memahami dan mangaplikasikan dalam bentuk sehari-hari. Sebagai taraf pejuang yang muncul atau lahir kegenerasi yang mampu menyerapkan, menuangkan kegenerasi selanjutnya dan rabbani sehingga tidak terjerumus kedalam lingkaran setan atau sejarah-sejarah yang ada dari pemahaman yang kurang, hanya masalahnya sudahkah generasi pejuang PSW, PENGAMAL memiliki sifat yang sedemikian ? bila belum apa sebabnya?



Semoga Dapat Bermanfaat Bagi Pribadi dan Umumnya
 Sebagai Media Intropeksi Diri !!!!!!!!!!!!!!!