GENERASI MELEK PSW
Oleh
: Cak Rasyid / Infokom DPC PSW Cilacap
Generesi melek pejuang sholawat
wahidiyah
Sholawat wahidiyah; secara bahasa
sholawat kesadaran sedangkan secara istilah Rangkaian do’a/ sholawat
Nabi yang mengajak seluruh umat masyarakat cepat-cepat sadar Kepada Allah SWT.
Dan Rosul-Nya (Ma’rifatulloh wa Rosullihi). Sholawat Wahidiyah mempunyai
faedah diantaranya Kejernihan Hati/ ketentraman batin.
Rangkaian sholawat wahidiyah
diawali dengan surat Al-Fatihah, dan diberi nama Sholawat Wahidiyah. Kata
Wahidiyah diambil sebagai tabarrukan (mengambil berkah) salah satu asmaul husna
yang terdapat dalam sholawat yang pertama, yaitu Waahidu artinya Maha Satu.
Satu tidak bisa dipisah-pisahkan lagi, mutlak satu azlan wa abadan. Satu bagi
Allah tidak seperti satunya makhluk. Para ahli mengatakan, bahwa di antara
khowas (hasiat) al-Waahidu, adalah menghilangkan rasa bingung, sumpek,
resah/gelisah dan rasa takut. Barang siapa membacanya dengan sepenuh hati dan
khudhu’, maka dia dikaruniai oleh Allah SWT tidak mempunyai rasa takut/khawatir
kepada makhluk, dimana takut kepada makhluk itu adalah sumber dari segala
balak/bencana di dunia dan di akhirat. Dia hanya takut kepada Allah SWT saja.
Barang siapa memperbanyak dzikir al-Waahid al-Ahad atau Yaa Waahid Yaa Ahad
maka Allah SWT membuka hatinya untuk sadar bertauhid, memahaesakan Allah SWT
(sadar Billah).
Sekitar dua puluh tahunan yang
lalu tepatnya pada tahun 1989 Bangsa atau Rakyat Indonesia menangis, bahkan
dunia, kita semua tidak terasa telah di tinggal oleh Almaghfurllah Al-Habib
As-Syeh KH. Abdoel Madjid Ma’roef, RA. Mualif sholawat Wahidiyah, sebagai
pemimpin dunia dalam bidang ilmu Kesadaran, beliau merupakan keturunan beliau
Rasul SAW. dari Sayyid Hasan putra Sayyidina Ali cucu Rosul SAW.
Sebagai umat awam rasa cinta kita
tak terbatas kepadanya, tetapi sebagai
umat tidak usah kwatir, panik dan resah, bahwa dibelakang beliau masih banyak
sebagai generasi yang diakuinnya dalam bidang kesadaran dan perjuangan yang
telah diamanatkan serta ditanamkan sejak beliau masih sugeng (hidup), sebutlah
para ‘awan-‘awannya; beliau KH. Ihsan Mahin, KH, Jazuli Yusuf, KH. Zainal
Fanani, KH, Ruhan Sanusi, KH. Thowaf, KH. Ibnu Alwan, KH. Masruh IM, K. Nafi
IM, K. Sholehudin JY. Imam-imam Jama’ah Serta para pengamal dan masih banyak yang lainnya, itu semua
mempunyai pesan dan wejangan untuk menjaga keaslian, kemurnian dan melestarikan
Sholawat Wahidiyah baik secara tersirat atau tersurat. Tanpa terkecuali lembaga
yang dibentuk oleh Beliau yaitu Lembaga Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW).
Dalam generasi yang melek,
perjuangan Sholawat Wahidiyah, yang lazimnya diwadahi oleh sebua wadah yang
terdaftar oleh Departemen Sosial dan Hukum skala nasional dan internasional;
seperti DPP PSW, DPW PSW, DPC PSW dan DPLN PSW. Itu semua mempunyai misi dan
visi yang seragam sesuai dengan amanat beliau masih sugeng (hidup), yakni.
Perjuangan Fafirru Ilalloh, mengajak umat masyarakat jamial alamin supaya sadar
kepada Allah dan Rosul-Nya.
Perjuangan sholawat wahidiyah
mempunyai sasaran yang umum, yakni perjuangan yang tidak berafiliasi pada satu
satu golongan melainkan kaffata lin-nasi. Yaitu perjuangan tanpa pandang bulu, ras dan
golongan. Karena yang diperjuangkan merupakan ajakan membaca, mengamalkan,
mencintai Rosul SAW, dengan satu alat yakni mengamalkan Sholawat Wahidiyah beserta
masyiyanya.
Generasi melek dapat
teraplikasikan, terwujud, pengetrapan bimbingan beliau Mualif SW. sebagaimana
peran para pemuda dalam aktif di lembaga-lembaga tersebut diatas dan di
bawahnya seperti badan-badan kerja, antara lain badan pembinaan kanak-kanak,
badan pembinaan remaja, badan pembina ibu-ibu, para tokoh-tokoh agama serta
imam-imam jamaah dan lain-lain. Itu semua harus ,terwujud dan berjalan dan
masih banyak sekali yang perlu diambil positifnya, sehingga generasi wahidiyah
muslim sejak dini terselamatkan untuk dapat membaca kejadian alam/ dunia serta
mampu mengaplikasikan khaliya dan qouliyah dalam berbagai aspek kehidupan serta
memahami esensi sholawat Wahidiyah yang dikandunginya.
Namun yang menjadi
kegelisaan sekarang adalah sudahkah kita/ lembaga yang disebut diatas mampu
atau bangkit dan sesuai dengan judul diatas ? Generasi yang bersholawat atau
cinta Rosul SAW.? Serta mencerna, memahami makna hakikat sholawat Wahidiyah ?
atau justru menciptakan generasi yang menakutkan untuk kejadian alam, sebutlah
pengkultusan. ? yang tatkala semua umat tidak boleh disingkuri bahkan
dinafikan. ?! namun tidak memahami isi ? bila demikian; What, Wrong, With
them ?.
Secara jujur kita mengakui dan
sudah merasa senang jika adik-adik, tetangga, kerabat, teman, saudara, bahkan
lain agama. Cinta Rosul SAW/ mengamalkan sholawat wahidiyah dalam konteks hidup
keseharian atau setiap waktu pagi sore dan malam, paling tidak terdengar
suaranya lewat alat-alat modern, meskipun ia tidak paham makna dan esensi dari
sholawat itu sendiri. Dengan alasan membaca Sholawat pasti terkabul/ diterimah
serta mendapat rohmat, benarkah hanya seperti itu ? Penulis yakin tidak hanya
sekedar itu, melainkan harus, pasti ada tujuan dari sholawat atau mencintai
Rosul SAW. ? lalu dimana letak jargon bersholawat/ sholawat wahidiyah sebagai
ppenuntun atau sarana pegangan hidup, jika hanya dibaca Withouth Under
Standing ? dan langka apa ? a. Diam dan b. Gerak ataukah Gerak
dan Diam ?
Pada dasarnya Sholawat Wahidiyah
diperjuangkan oleh generasi, hanya untuk mengemban amanat dan merupakan bentuk
Rohmat Allah SWT. Sekalian untuk alam.
Yakni dengan adanya Sholawat Wahidiyah
diharapkan dapat menghias isi Dunia dan kemajuan dibidang Ilmiah,
khususnya dalam bidang nilai-nilai Kesadaran Kepada Allah dan Rosul-Nya. Dengan
berbagai sifat idealis praktek bersholawat.
Melihat Positif universal
Sholawat Wahidiyah. Sangat mungkin akan terbukanya bagi generasi/ pejuanguntuk
senantiasa eksis dan bersaing dalam kehidupan yang global secara empiris dan
hakiki. Demi perjuangan islam kaffah karna didalam pembinaan dan kandungan
mistis atau akoid (akidah, iman) selama tidak menyimpang dari jalur Islam yang
telah ditentukan oleh Islam. yakni Al-qur’an serta Al-Hadits. Dan mampu menahan
atau menafikan kejadian alam yang tidak sesuai dengan norma-norma Tuhan.
Religiusitas.
Bahwa isi ke-imanan dalam
Sholawat begitu sangat tinggi nilainya, apakah benar para pejuang/ penyiar
Sholawat Wahidiyah sudah memahami dan mangaplikasikan dalam bentuk sehari-hari.
Sebagai taraf pejuang yang muncul atau lahir kegenerasi yang mampu menyerapkan,
menuangkan kegenerasi selanjutnya dan rabbani sehingga tidak terjerumus kedalam
lingkaran setan atau sejarah-sejarah yang ada dari pemahaman yang kurang, hanya
masalahnya sudahkah generasi pejuang PSW, PENGAMAL memiliki sifat yang
sedemikian ? bila belum apa sebabnya?
Semoga Dapat
Bermanfaat Bagi Pribadi dan Umumnya
Sebagai Media Intropeksi Diri !!!!!!!!!!!!!!!