Senin, 04 Februari 2013

Ibu........................



Ibu...

adalah wanita yang telah melahirkanku

merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa

Ibu...


adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian

tatkala kaki-kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun di waktu pagi, siang dan malam

Ibu...


adalah wanita yang penuh perhatian

bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
bila aku kesepian



Ibu...


telah kupandang wajahmu diwaktu tidur

terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku

Aku yang selalu merepotkanmu

aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu



Ibu...


engkau menangis karena aku

engkau sedih karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kurus karena aku
engkau korbankan segalanya untuk aku

Ibu...


jasamu tiada terbalas

jasamu tiada terbeli
jasamu tiada akhir
jasamu tiada tarajasamu terlukis indah di dalam surga

Ibu...


hanya do'a yang bisa kupersembahkan untukmu

karena jasamu
tiada terbalas
Hanya tangisku sebagai saksiatas rasa cintaku padamu




*2



Anakku,…

Bila ibu boleh memilih
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu
Maka ibu akan memilih mengandungmu…
Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah

Sembilan bulan nak,… engkau hidup di perut ibu

Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata…

Anakku,…

Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu

Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu

Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun

Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia

Saat itulah… saat paling membahagiakan
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah di telinga mungilmu

Anakku,…

Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,

Maka ibu memilih menyusuimu,

Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

Anakku,…

Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu



Tetapi anakku…

Hidup memang pilihan…
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah nak…

Maafkan ibu…

Maafkan ibu…
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang

Percayalah nak…

Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak…
Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu…




*3

Ibu, hari ini aku berkarya,

Tersenyumlah...! Sebab engkau jarang tersenyum...
Ibu, hari ini aku berbicara,
Tentang engkau yang telah mendewasakan aku.

Ibu...,


Sejenak aku merenung dan terbayang akan kasih sayangmu

Sejak aku masih kecil, engkau merawat aku dengan penuh kasih sayang
Di saat aku sedang bertumbuh, dan berusaha untuk tahu segalanya
Saat itu aku sering berontak akan nasehat-nasehat dan perintah-perintahmu
Sehingga engkau marah dan membentakku, dan tak segan memukul
Tak kusadari itu karena kasih sayangmu padaku.

Kini aku telah melewati batas itu

Dan bertumbuh dewasa meski berbeda dengan yang ibu harapkan,
Karena benih pemberontakan masih melekat dalam diriku

Oh..., betapa kejamnya aku!

Ibu..., cintamu begitu mulia padaku
Sekalipun engkau tiada dana dan daya.

Tetapi engkau tetap berusaha memberiku kehidupan...

Sekalipun engkau lemah dan menderita,
Tetapi engkau tetap berusaha memberiku yang terindah...
Dan sekalipun engkau dalam marabahaya,
Tetapi engkau berusaha lebih dulu menjagaku.

Tak dapat kulukiskan betapa besarnya pengorbananmu,

Engkau bagaikan lilin kecil yang menerangi ruang hidupkku yang gelap
Meski kecil tetapi cahayamu dapat menjadi pelita bagiku

Alangkah bodohnya aku, tak tahu berbalas budi dan tak perduli

Ibu..., di saat engkau berbicara kepada Yang Maha Kuasa
Engkau tak pernah lupa untuk memohon kepada-Nya agar aku didampingi-Nya
Ibu..., di saat engkau berada di tanah sebrang yang jauh...
Engkau selalu ingat akan diriku.
Ibu..., tanpa engkau... mungkin aku akan menderita.


Ibu, aku tidak tahu apakah ada kesempatan lain,

Tapi, inilah kesempatanku untuk berkarya.
Ibu, aku tahu diriku telah menyakitimu
Tapi inilah kesempatanku untuk bermohon: Ampunilah aku...!

Ibu, engkau jarang tersenyum untukku,

Tapi inilah kesempatanku untuk berkata: tersenyumlah untukku...!
Ibu, pengorbananmu tak dapat ditukarkan dengan materi
Tapi, di hari kebesaranmu ini kankulukiskan dalam hati dengan persembahan sebuah karya;
Dan di hari kebesaranmu ini aku berkesempatan untuk mengucapkan:

TERIMA KASIH IBU...!