Melewati Taman-taman Surga
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila
kamu melewati taman-taman surga, minumlah (air) di dalamnya hingga puas.” Para
sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi
shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Majelis-majelis taklim.” (HR.
Athabrani)
Hadits Nabi di atas
mengungkapkan tentang keutamaan menuntut ilmu. Majelis taklim disebut oleh Nabi
shalallahu ‘alaihi wa sallam sebagai taman-taman surga. Hal ini
mengisyaratkan bahwa menuntut ilmu adalah pekerjaan mulia yang dapat
mendekatkan ke surga. Bahkan di dalam hadits lain disebutkan, “Barangsiapa
merintis jalan mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke
surga.” (HR. Muslim).
Selain itu,
ungkapan “Minumlah (air) di dalamnya hingga puas.” menjadi isyarat
agar kita benar-benar serius dalam menuntut ilmu. Bersungguh-sungguh dalam
‘menikmatinya’. Terlebih lagi karena menuntut ilmu hakikatnya adalah kewajiban
bagi setiap muslim. Sebagaimana disabdakan Nabi, “Menuntut ilmu itu wajib
atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah).” (HR. Ibnu Majah).
Ajaran Islam sangat
menghargai aktivitas menuntut ilmu. Ia dinilai sebagai qurbah (pendekatan
diri kepada Allah), sedekah, meninggikan derajat di sisi Allah, dan akan
menjadi perhiasan di dunia dan akhirat.
Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu
adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wa Jalla, dan mengajarkannya kepada
orang yang tidak mengetahuinya adalah sedekah. Sesungguhnya ilmu pengetahuan
menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan mulia. Ilmu pengetahuan
adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan akhirat.” (HR. Ar-Rabii’).
Bukti lain keutamaan
menuntut ilmu adalah bahwa Islam lebih mengutamakan seorang alim (orang
berilmu) di atas seorang ‘abid (ahli ibadah). Hal ini ditegaskan oleh
Nabi Muhammad seperti diriwayatkan oleh Abu Dawud, beliau shalallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Kelebihan seorang alim terhadap seorang abid ibarat
bulan purnama terhadap seluruh bintang.”
Oleh karena itu marilah
kita menuntut ilmu. Marilah kita mengaji. Marilah kita biasakan diri melewati
‘taman-taman surga’ dan meminum airnya hingga puas. Jadikanlah duduk-duduk
bersama ulama menjadi salah satu hobi kita. Apalagi Nabi Muhammad shalallahu
‘alaihi wa sallam telah menegaskan, “Duduk bersama para ulama adalah
ibadah.” (HR. Addailami)
Namun, terakhir, ada
satu hal yang perlu diingatkan tentang menuntut ilmu atau mengaji, hendaklah
kita melakukannya dengan dibarengi keikhlasan. Seperti dinasehatkan Nabi, “Janganlah
kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk
diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk pertangainya. Jangan pula
menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk
menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya
neraka…neraka. (HR. Tirmizi dan Ibnu Majah).
Wallahu A’lam…